BAB V
PENGELOLAAN PEMBERIAN PAKAN
A. Kebutuhan Nutrien
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan. Untuk dapat tumbuh dengan baik, ikan pada umumnya membutuhkan nutrien/gizi yang lengkap. Aspek kebutuhan gizi pada ikan sama dengan mahluk hidup lain, yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral agar dapat melakukan proses fisiologi dan biokimia selama hidupnya. Penelitian tentang kebutuhan gizi pada ikan baung masih terbatas, sehingga untuk pendekatan kebutuhan pakan yang sesuai dibatasi dari ikan lele yang relatif lebih lengkap.
1. Kebutuhan Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat diperlukan oleh ikan untuk memelihara sel-sel tubuh, pembentukanjaringan, penggantianjaringan tubuh yang rusak, dan penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan. Protein juga digunakan sebagai sumber energijika kebutuhan energi dari lemak dan karbohidrat tidak terpenuhi. Karena protein memiliki peranan penting bagi pertumbuhan, maka penyediaan protein dalam pakan perlu diberikan dalam jumlah yang cukup dan bermutu baik. Kebutuhan protein dalam pakan berhubungan erat dengan pola asam amino essensial. Oleh karena itu, untuk mencegah pakan kekurangan asam amino, maka pembuatan ransum pakan ikan dianjurkan menggunakan berbagai sumber protein.
Ikan baung mebutuhkan protein dalam jumlah yang cukup besar. Berdasarkan penelitian Gaffar (1993), kebutuhan protein bagi ikan baung berukuran 37,7 g sebanyak 28 %. Hasil penelitian Khan et al. (1993) justru menganjurkan agar pertumbuhan juvenil ikan baung dapat optimal sebaiknya diberikan pakan dengan protein 40 %.
2. Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Kandungan karbohidrat dalam pakan menjadi sangat penting karena kelebihan energi dan kekurangan energi dapat berakibat negative bagi pertumbuhan ikan. Jika kelebihan energi dalam pakan, ikan akan berhenti makan. Sebaliknya jika kekurangan energi dalam pakan, ikan akan menggunakan energi dari protein untuk memenuhi kebutuhan energinya. Padahal, penggunaan protein sebagai sumber energi sangat tidak efisien.
Kebutuhan karbohidrat pada ikan baung belum ada data yang tersedia. Oleh karena itu, kebutuhan karbohidrat kita dapat menggunakan patokan kebutuhan karbohidrat pada ikan lele (Glorias batrachus), yaitu sebesar 10 % - 15 %.
3. Kebutuhan Lemak
Seperti halnya karbohidrat, lemak merupakan sumber energi, di samping berfungsi memelihara bentuk dan fungsi membran atau jaringan sel yang penting bagi organ tertentu, membantu dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, mempertahankan daya apung tubuh, dan sebagai antioksidan.
Kebutuhan lemak ikan baung belum diteliti, maka kebutuhan lemak dapat menggunakan patokan kebutuhan lemak pada ikan lele (Glorias batrachus), yaitu lebih kecil dari 20 %.
4. Kebutuhan Vitamin
Ikan membutuhkan vitamin dalam pakan untuk pertumbuhan yang normal, perawatan tubuh, dan reproduksi. Kekurangan vitamin dapat menimbulkan penyakit, nafsu makan menurun, pertumbuhan lambat, dan perdarahan pada sirip. Pada umumnya, ikan membutuhkan 1 % vitamin dari total komponen pakan.
5. Kebutuhan Mineral
Kebutuhan mineral pada ikan dapat diperoleh sebagian dari air melalui insang, ginjal, lapisan mukosa di rongga mulut serta kulit, dan sebagian lagi diperoleh dari makanannya. Kebutuhan nutrisi ikan baung dan ikan lele disajikan pada Tabel 5.
Fungsi utama mineral dalam tubuh ikan adalah untuk pembentukan struktur rangka, memelihara sistem koloid (tekanan osmosis, viskositas, difusi), dan regulasi keseimbangan asam basa. Mineral juga merupakan komponen penting dari hormon-hormon dan enzim-enzim serta aktivitas enzim (NRC, 1993).
Walaupun ikan mampu mengambil mineral dari lingkungannya, penambahan mineral pada pakan tetap dibutuhkan. Pakan yang tidak mengandung mineral dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, pertumbuhan lambat, dan pembentukan tulang tidak sempuma. Kebutuhan mineral ikan baung belum didapatkan, tetapi untuk kebanyakan ikan mineral sebaiknya lebih kecil dari 1%.
B. Bentuk Pakan
Bentuk pakan buatan tergantung pada kebiasaan makan dan ukuran benih (ukuran bukaan mulut). Benih ukuran 30 - 60 hari dapat diberi pakan berbentuk tepung kasar dan benih berumur 60 - 120 hari dapat diberi pakan berbentuk remahan. Sedangkan ikan yang berumur 120 ke atas sudah dapat diberi pakan berupa pellet. Ukuran-ukuran pellet yang disarankan untuk setiap kelompok ukuran ikan dapat dilihat pada Tabel 6.
Berdasarkan bentuknya, pakan buatan dapat berbentuk larutan, tepung halus, tepung kasar, remahan, dan lembaran (waver). Pakan bentuk pellet terdiri atas duajenis, yaitu pellet tenggelam dan pellet terapung. Pellet tenggelam cocok untuk digunakan bagi ikan baung karena kebiasaan makannya di dasar wadah budi daya. Pellet terapung cocok untuk ikan yang kebiasaan makannya di permukaan perairan. Namun, biaya pembuatan untuk jenis pellet mengapung lebih mahal daripada pellet tengg&lam karena memerlukan mesin pellet khusus untuk pembuatannya.
PENGELOLAAN PEMBERIAN PAKAN
A. Kebutuhan Nutrien
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan. Untuk dapat tumbuh dengan baik, ikan pada umumnya membutuhkan nutrien/gizi yang lengkap. Aspek kebutuhan gizi pada ikan sama dengan mahluk hidup lain, yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral agar dapat melakukan proses fisiologi dan biokimia selama hidupnya. Penelitian tentang kebutuhan gizi pada ikan baung masih terbatas, sehingga untuk pendekatan kebutuhan pakan yang sesuai dibatasi dari ikan lele yang relatif lebih lengkap.
1. Kebutuhan Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat diperlukan oleh ikan untuk memelihara sel-sel tubuh, pembentukanjaringan, penggantianjaringan tubuh yang rusak, dan penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan. Protein juga digunakan sebagai sumber energijika kebutuhan energi dari lemak dan karbohidrat tidak terpenuhi. Karena protein memiliki peranan penting bagi pertumbuhan, maka penyediaan protein dalam pakan perlu diberikan dalam jumlah yang cukup dan bermutu baik. Kebutuhan protein dalam pakan berhubungan erat dengan pola asam amino essensial. Oleh karena itu, untuk mencegah pakan kekurangan asam amino, maka pembuatan ransum pakan ikan dianjurkan menggunakan berbagai sumber protein.
Ikan baung mebutuhkan protein dalam jumlah yang cukup besar. Berdasarkan penelitian Gaffar (1993), kebutuhan protein bagi ikan baung berukuran 37,7 g sebanyak 28 %. Hasil penelitian Khan et al. (1993) justru menganjurkan agar pertumbuhan juvenil ikan baung dapat optimal sebaiknya diberikan pakan dengan protein 40 %.
2. Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Kandungan karbohidrat dalam pakan menjadi sangat penting karena kelebihan energi dan kekurangan energi dapat berakibat negative bagi pertumbuhan ikan. Jika kelebihan energi dalam pakan, ikan akan berhenti makan. Sebaliknya jika kekurangan energi dalam pakan, ikan akan menggunakan energi dari protein untuk memenuhi kebutuhan energinya. Padahal, penggunaan protein sebagai sumber energi sangat tidak efisien.
Kebutuhan karbohidrat pada ikan baung belum ada data yang tersedia. Oleh karena itu, kebutuhan karbohidrat kita dapat menggunakan patokan kebutuhan karbohidrat pada ikan lele (Glorias batrachus), yaitu sebesar 10 % - 15 %.
3. Kebutuhan Lemak
Seperti halnya karbohidrat, lemak merupakan sumber energi, di samping berfungsi memelihara bentuk dan fungsi membran atau jaringan sel yang penting bagi organ tertentu, membantu dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, mempertahankan daya apung tubuh, dan sebagai antioksidan.
Kebutuhan lemak ikan baung belum diteliti, maka kebutuhan lemak dapat menggunakan patokan kebutuhan lemak pada ikan lele (Glorias batrachus), yaitu lebih kecil dari 20 %.
4. Kebutuhan Vitamin
Ikan membutuhkan vitamin dalam pakan untuk pertumbuhan yang normal, perawatan tubuh, dan reproduksi. Kekurangan vitamin dapat menimbulkan penyakit, nafsu makan menurun, pertumbuhan lambat, dan perdarahan pada sirip. Pada umumnya, ikan membutuhkan 1 % vitamin dari total komponen pakan.
5. Kebutuhan Mineral
Kebutuhan mineral pada ikan dapat diperoleh sebagian dari air melalui insang, ginjal, lapisan mukosa di rongga mulut serta kulit, dan sebagian lagi diperoleh dari makanannya. Kebutuhan nutrisi ikan baung dan ikan lele disajikan pada Tabel 5.
Fungsi utama mineral dalam tubuh ikan adalah untuk pembentukan struktur rangka, memelihara sistem koloid (tekanan osmosis, viskositas, difusi), dan regulasi keseimbangan asam basa. Mineral juga merupakan komponen penting dari hormon-hormon dan enzim-enzim serta aktivitas enzim (NRC, 1993).
Walaupun ikan mampu mengambil mineral dari lingkungannya, penambahan mineral pada pakan tetap dibutuhkan. Pakan yang tidak mengandung mineral dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, pertumbuhan lambat, dan pembentukan tulang tidak sempuma. Kebutuhan mineral ikan baung belum didapatkan, tetapi untuk kebanyakan ikan mineral sebaiknya lebih kecil dari 1%.
B. Bentuk Pakan
Bentuk pakan buatan tergantung pada kebiasaan makan dan ukuran benih (ukuran bukaan mulut). Benih ukuran 30 - 60 hari dapat diberi pakan berbentuk tepung kasar dan benih berumur 60 - 120 hari dapat diberi pakan berbentuk remahan. Sedangkan ikan yang berumur 120 ke atas sudah dapat diberi pakan berupa pellet. Ukuran-ukuran pellet yang disarankan untuk setiap kelompok ukuran ikan dapat dilihat pada Tabel 6.
Berdasarkan bentuknya, pakan buatan dapat berbentuk larutan, tepung halus, tepung kasar, remahan, dan lembaran (waver). Pakan bentuk pellet terdiri atas duajenis, yaitu pellet tenggelam dan pellet terapung. Pellet tenggelam cocok untuk digunakan bagi ikan baung karena kebiasaan makannya di dasar wadah budi daya. Pellet terapung cocok untuk ikan yang kebiasaan makannya di permukaan perairan. Namun, biaya pembuatan untuk jenis pellet mengapung lebih mahal daripada pellet tengg&lam karena memerlukan mesin pellet khusus untuk pembuatannya.
Tabel 6. Ukuran Pellet Berdasarkan Ukuran Ikan
C. Jumlah Pakan
Jumlah pakan yang diberikan per hari biasanya dihitung berdasarkan bobot badan (% bobot badan). Jumlah pakan disarankan 20 % - 50 % untuk benih : 36 % - 60 % untuk ikan ukuran 3 - 50 g, 30 % - 34 % untuk ikan ukuran 50 - 200 g, dan 2 % - 3 % untuk ikan lebih besar dari 200 g (lihat Tabel 7). Makin besar ukuran ikan, maka makin berkurang persentase pemberian pakan. Sebab, ikan yang telah besar memiliki laju metabolisme yang makin lambat, sehingga memerlukan sedikit pakan per unit bobot badan.
Jumlah pakan (ransum) harian dihitung berdasarkan bobot rata-rata ikan yang disampling, kemudian dikalikan denganjumlah ikan secara keseluruhan.
Tabel 7. Jumlah Pemberian Pakan untuk Ikan Baung
Contoh perhitungannya :
Bobot rata-rata ikan = 125 gram
Jumlah ikan keseluruhan = 1000 ekor
Pemberian pakan untuk ukuran 125 gram (Tabel 7) = 3,0 %
Ransum harian = 125 x 1000 x 3,0 %
= 125.000 x 3,0 %
= 3.750 gram
= 3,75 kg
D. Waktu Pemberian Pakan
Pemberian pakan yang sering dengan jumlah yang sedikit untuk setiap kali pemberian lebih menguntungkan bagi ikan daripada pemberian pakan dalam jumlah banyak tetapijarang. Pemberian pakan sebaiknyajuga mempertimbangkan laju pengosongan lambung. Bagi ikan baung pengosongan lambungnya pada umur 1 bulan adalah selama 5 - 6 jam. Ikan baung akan makan jika jumlah pakan dalam lambungnya kira-kira tinggal ¼ bagian. Berdasarkan hal tersebut, bagi ikan baung sebaiknya diberi pakan sebanyak 4 - 5 kali sehari. Namun, pada budi daya yang sederhana, pemberian pakan malam hari sulit untuk diterapkan. Oleh karena itu, pemberian pakan pada ikan baung dianjurkan 3 kali sehari, yakni pagi hari, siang hari, dan sore hari.
E. Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada ikan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yakni pemberian pakan menggunakan tangan dan pemberian pakan menggunakan alat. Pemberian pakan menggunakan tangan lebih praktis dan ekonomis karena pakan cukup ditebarkan secara merata ke seluruh permukaan kolam. Pemberian pakan tersebut disarankan untuk ditebarkan pada tempat-tempat tertentu sesuai dengan kebiasaan makan ikan.
Pemberian pakan pada pemeliharaan ikan di karamba sebaiknya diletakkan dalam wadah pakan yang diletakkan di dasar karamba untuk mencegah terbuangnya pakan keluar dari karamba. Pemberian pakan di kolam air tenang dilakukan di dekat pintu pengeluaran air, agar sisa-sisa pakan yang tidak habis termakan mudah terbuang bersama air melalui pintu air. Sedangkan pemberian pakan di kolam air deras sebaiknya dilakukan di tempat yang arusnya paling lemah danjauh dari pintu pengeluaran untuk menghindari hanyutnya pakan oleh arus.
Pemberian pakan dengan alat dapat dilakukan dengan alat otomatis ataupun alat yang sederhana. Pemberian pakan dengan alat otomatis biasanya dilakukan di negara-negara maju yang menggunakan panel-panel khusus dengan sistem komputer. Pemberian pakan dengan alat sederhana dapat digunakan pada pembesaran ikan di karamba ataupun di kolam. Pakan yang berbentuk bungkil, biji-bijian, dan bentuk pellet dapat diberikan dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti keranjang yang dianyam jarang-jarang dan alat yang bemama "demand feeder" yang dapat dibuat dari corong plastik dan benda lain seperti ember plastik (Gambar 25).
Gambar 25. "Demand Feeder" Sederhana yang Terbuat dari Keranjang (A)
dan Ember + Corong (B).
F. Formulasi Pakan
Dalam pembuatan pellet terlebih dahulu dilakukan penyusunan ramuan, Berbagai cara yang dapat ditempuh dalam penyusunan ramuan, namun yang paling praktis adalah dengan menggunakan sistem segiempat pearson.
Contoh :
Akan dibuat ransum dengan kadar protein 30 % sebanyak 250 kg dengan bahan-bahan yang sudah diketahui komposisi proteinnya, yaitu :
-Tepung ikan (45 % protein)
-Tepung kedelai (41% protein)
-Dedak halus (12 % protein)
- Tepung jagung (9 % protein)
Langkah awal ialah: kelompokkan terlebih dahulu dari bahan-bahan di atas kedalam kelompok energi sumber protein dan sumber energi. Sumber protein yang kandungan protein bahannya di atas 20 % dan sebaliknya di bawah 20 % dikelompokkan sumber energi.
- Tepung ikan + tepung kedelai = 45 + 41 = 86/2 = 43 % protein
- Dedak halus + tepung jagung = 12 + 9 = 21/2 = 10,5 % protein
........................................ Sumber protein : 43 ----------------------19,5 = 19/32,5 = 0,58 = 58 %
.......................................Sumber energi : 10,5 ..................... 13/32,5 = 13/32,5 = 0,42 = 42 %
- Sumber protein 58 % = 58/2 = 29 % tepung ikan + 29 % tepung kedelai
- Sumber energi 42 % =42/2 = 21 % dedak halus + 21 % tepung jagung
Jumlah masing-masing bahan yang dibutuhkan :
- Sumber energi 42 % =42/2 = 21 % dedak halus + 21 % tepung jagung
Jumlah masing-masing bahan yang dibutuhkan :
-Tepung ikan 29 % x 250 kg = 72,5 kg
-Tepung kedelai 29 % x 250 kg = 72,5 kg
- Dedak halus 21 % x 250 kg = 52,5 kg
-Tepung jagung 21 % x 250 kg = 52,5 kg +
250 kg
Untuk membuktikan ramuan yang dibikin :
- Tepung ikan 72,5 kg x 45 % protein = 32,63
- Tepung kedelai 72,5 kg x 41% protein = 29,73
- Dedak halus 52,5 kg x 12 % protein = 6,30
- Tepung jagung 52,5 kg x 9 % protein = 4,73 +
73,39
73,39/250 = 0,29
= 29%
Jika harga tepung ikan Rp 6.000/kg, tepung kedelai Rp 4.500,00/kg, tepung jagung Rp 1.500,00/kg dan dedak halus Rp 700,00/kg, maka biaya yang diperlukan adalah :
- Tepung ikan 72,5 kg x Rp 6.000,00 = Rp 435.000,00
- Tepung kedelai 72,5 kg x Rp 4.500,00 = Rp 326.250,00
- Dedak halus 52,5 kg x Rp 1.500,00 = Rp 78.750,00
- Tepung jagung 52,5 kg x Rp 700,00 = Rp 36.750,00
= Rp 876.750,00
Biaya yang dibutuhkan untuk membuat pakan protein 30 % sebanyak 250 kg ialah Rp 876.750,00.
Biaya setiap kilogram adalah Rp 3.507,00.
1. Cara Pembuatan Pellet
Langkah-langkah pembuatan pellet untuk makanan ikan adalah sebagai Berikut :
Bahan-bahan yang telah tersedia dihaluskan terlebih dahulu menjadi tepung.
Tiap bahan ditimbang sesuai dengan kebutuhan.
Bahan-bahan tersebut dicampur secara bertahap, dimulai darijumlah atau bobot bahan yang terendah dan terakhir yang paling banyak/berat. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan alat pengaduk atau mengaduk seperti campuran bahan bangunan. Usahakan campuran merata.
Campuran tersebut ditambah air sedikit demi sedikit hingga mencapai 1/3 – ½ dari bobot total bahan yang akan dibuat pellet, kemudian diaduk lagi supaya kelembapannya merata.
Hasil adukan dimasukkan ke dalam alat pencetak pellet.
Setelah keluar dari alat pencetak, pellet dipotong-potong sepanjang 1 - 2 cm, kemudian dijemur.
Setelah kering, pellet dapat disimpan dalam kantung plastik sebelum diberikan pada ikan.
2. Cara Pembuatan Pakan Lempengan
Langkah-langkah pembuatan pellet untuk makanan ikan adalah sebagai berikut :
Adonan yang sudah diaduk dan ditambahkan air dibentuk seperti lempengan.
Adonan yang sudah dibentuk lempengan langsung diberikan pada ikan
Gambar 26. Skema Pembuatan Pellet dan Lempengan
3. Pembuatan Pakan Emulsi
Langkah-langkah pembuatan pakan emuisi untuk makanan ikan dapat dilihat pada Gambar 27 berikut ini :
Kuningnya dilarutkan dalam 1 liter air
Telur direbus
Sampai masak
Diaduk sambil ditambahkan
Sagu dan 5 g vitamin
Dipanaskan sambil
diaduk
EMULSI
Gambar 27. Skema Pembuatan Pakan Emulsi.
4. Pembuatan Pakan Larutan Suspensi
Langkah-langkah pembuatan pakan larutan suspensi untuk makanan ikan dapat dilihat pada Gambar 28 berikut ini :
Telur direbus
Sampai masak
Kuningnya digerus
Sambil ditambah air dan
disaring
Dicampur dan
Diaduk merata
Digerus dan
Di saring
Kedelai direbus sampai masak
Siap
diberikan
Gambar 28. Skema pembuatan larutan suspensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar