Kamis, 23 Februari 2012

Klasifikasi dan Taksonomi Ikan Arwana

Klasifikasi dan Taksonomi Ikan Arwana

Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas: Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Famili : Osteoglossidae (Bonytongues)
Genus :
1. Arapaima Spesies : Arapaima gigas (giant arwana)
2. Osteoglossum Spesies : Osteoglossum
                          Spesies : Osteoglossum ferreirai
3. Scleropages Spesies   : Scleropages formosus
                        Spesies :  Scleropages guntberi
                         Spesies : Scleropages Leicbardti
                         Spesies  : Scleropages Jardini
4. Clupisudis Spesies : Clupisudis nilot/Heterotis Nilotic (Nile arowana)

Selasa, 21 Februari 2012

Pemanfaatan Lahan Budidaya Relatif Kecil


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai, pemanfaatan lahan budidaya perikanan di Indonesia masih relatif kecil, sehingga perlu dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas impor.
"Potensi perikanan budi daya di Indonesia saat ini dapat terus ditingkatkan untuk menciptakan ketahanan pangan di Indonesia mengingat pemanfaatan lahan budi daya masih relatif kecil," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sharif memaparkan, pemanfaatan lahan budi daya air tawar saat ini baru mencapai sekitar 10%, untuk lahan budi daya air payau sekitar 40%, dan bahkan lahan budi daya laut yang dimanfaatkan baru 0,01%.

Untuk itu, kata dia, diperlukan kerja sama yang baik antara KKP dan para pemangku kepentingan lainnya untuk mengoptimalkan pengelolaan sumer daya tersebut "Hal itu agar sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi roda penggerak perekonomian nasional," katanya.

Ia mencontohkan, pemanfaatan lahan budi daya secara lebih optimal akan memenuhi kebutuhan ikan patin dalam negeri. Upaya tersebut sekaligus juga dapat menggantikan peran atau menghentikan impor ikan patin atau ikan don dari Vietnam.

Untuk itu, KKP pada 2011 telah membina dan menyediakan enam unit pengolahan filet patin di Indonesia, yaitu di Jambi, Karawang, Purwakarta, Tulung Agung, Banjar, dan Kau. "Saya berharap unit pengolahan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau kelompok pengolah usaha kecil menengah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi produksi budi daya patin," paparnya.

Sharif juga menuturkan, bila berbagai lahan dan wilayah perairan yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal, ke depan impor ikan patin dari Vietnam yang saat ini dilakukan khusus untuk memenuhi permintaan hotel, restoran, dan katering dapat dihentikan.

Sebelumnya, dalam seminar Outlook Perikanan 2012 bertema Industrialisasi Perikanan Budidaya Peluang dan Tantangan bagi Usaha Budi Daya yang digelar 18 Januari lalu, Sharif memaparkan, potensi perikanan budi daya mencapai lebih dari 9,58 juta hektare, tetapi baru dimanfaatkan yang tercatat pada 2010 baru seluas 1,11 juta hektare.

Sharif memaparkan, potensi perikanan seluas 9,58 juta hektare itu terdiri atas potensi tambak seluas 1,22 juta hektare dan potensi budi daya laut seluas 8,36 juta hektare.

"Potensi perikanan budi daya tersebut meliputi budi daya laut, budi daya tambak, budi daya kolam, budi daya keramba, budi daya jaring apung dan budi daya sawah," tuturnya. Meski pemanfaatan potensi perikanan budi daya belum optimal, produksi perikanan budi daya menunjukkan kenaikan signifikan dari produksi yang tercatat sebesar 4,78 juta ton hingga dapat menjadi sekitar 6,97 juta ton pada 2011. Qjr)



Sumber : Investor Daily Indonesia  13 febuari 2012 ,hal 6

Senin, 20 Februari 2012

Ikan dengan gigi terbesar

Ikan dengan gigi terbesar

Nama : Viperfish (Chauliodus sloan)
Lokasi : Amerika Serikat
Waktu : 30 January 2002
Keterangan : Dibandingkan dengan
ukuran kepalanya, ikan dengan gigi
terbesar adalah Sloan’s viperfish
(Chauliodus sloan) yang mempunyai
gigi sangat besar sehingga membuka
mulutnya dan rahangnya sebelum
menelan mangsa. Ketika mulutnya
tertutup, giginya melewati rahang.
Hal itu memudahkan mangsa besar
dapat dimakan dengan mudah
dan masuk ke tenggorokan tanpa
gangguan dengan menurunkan
kerangka internal insang. Giginya
juga dapat menusuk mangsa dengan
cara berenang dengan tulang punggung
pertama di belakang kepalanya
seolah-olah sebagai alat penahan
goncangan. Sloan’s viperfish diperkirakan
panjangnya sekitar 28 cm,
kepalanya sekitar 2 cm dan giginya
lebih dari setengah panjang kepalanya.

Kamis, 16 Februari 2012

Ikan Terdalam

Ikan Terdalam
Nama : Abyssobrotula galatheae
Lokasi : Puerto Rico
Keterangan : Ikan yang hidup di perairan paling dalam yang
tercatat adalah spesies
dari cusk eel (Famili Ophidiidae) yang bernama
Abyssobrotula
galatheae. Ikan yang
panjangnya 20 cm ini
ditangkap di perairan
Puerto Rico dari kedalaman
8.370 meter.

Rabu, 15 Februari 2012

Orang paling banyak menangkap ikan dengan satu tangan dalam 30 detik

Orang paling banyak menangkap ikan
dengan satu tangan dalam 30 detik

Nama : Justin Hall
Lokasi : Jerman
Waktu : 23 Februari 2002
Keterangan : Justin Hall menangkap 22
salmon dengan berat antara 1,81 dan 2,72
kg dengan menggunakan satu tangan,
yang telah dilemparkan oleh Jaison Scott
(USA) dari jarak 5,84 meter pada tanggal
23 Februari 2002 yang disaksikan oleh
Guinness World Records di Jerman.
Pasangan itu bekerja di Pike Plaice Market,
Seattle, Washington, USA.

Ikan dengan tulang terberat

Ikan dengan tulang terberat
Nama : Sunfish (Mola mola)
Lokasi : Tidak ditekahui
Waktu : 25 Januari 2002
Keterangan : Ikan dengan tulang terberat yang tercacat di laut
adalah sunfish (Mola mola) dengan berat mencapai 2 ton dan
berukuran 3 meter (10 kaki) dari ujung sirip satu ke lainnya.

Selasa, 14 Februari 2012

Pemanfaatan Lahan Budidaya Relatif Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai, pemanfaatan lahan budidaya perikanan di Indonesia masih relatif kecil, sehingga perlu dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas impor.


"Potensi perikanan budi daya di Indonesia saat ini dapat terus ditingkatkan untuk menciptakan ketahanan pangan di Indonesia mengingat pemanfaatan lahan budi daya masih relatif kecil," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo di Jakarta, akhir pekan lalu.



Sharif memaparkan, pemanfaatan lahan budi daya air tawar saat ini baru mencapai sekitar 10%, untuk lahan budi daya air payau sekitar 40%, dan bahkan lahan budi daya laut yang dimanfaatkan baru 0,01%.



Untuk itu, kata dia, diperlukan kerja sama yang baik antara KKP dan para pemangku kepentingan lainnya untuk mengoptimalkan pengelolaan sumer daya tersebut "Hal itu agar sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi roda penggerak perekonomian nasional," katanya.



Ia mencontohkan, pemanfaatan lahan budi daya secara lebih optimal akan memenuhi kebutuhan ikan patin dalam negeri. Upaya tersebut sekaligus juga dapat menggantikan peran atau menghentikan impor ikan patin atau ikan don dari Vietnam.



Untuk itu, KKP pada 2011 telah membina dan menyediakan enam unit pengolahan filet patin di Indonesia, yaitu di Jambi, Karawang, Purwakarta, Tulung Agung, Banjar, dan Kau. "Saya berharap unit pengolahan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau kelompok pengolah usaha kecil menengah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi produksi budi daya patin," paparnya.



Sharif juga menuturkan, bila berbagai lahan dan wilayah perairan yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal, ke depan impor ikan patin dari Vietnam yang saat ini dilakukan khusus untuk memenuhi permintaan hotel, restoran, dan katering dapat dihentikan.



Sebelumnya, dalam seminar Outlook Perikanan 2012 bertema Industrialisasi Perikanan Budidaya Peluang dan Tantangan bagi Usaha Budi Daya yang digelar 18 Januari lalu, Sharif memaparkan, potensi perikanan budi daya mencapai lebih dari 9,58 juta hektare, tetapi baru dimanfaatkan yang tercatat pada 2010 baru seluas 1,11 juta hektare.



Sharif memaparkan, potensi perikanan seluas 9,58 juta hektare itu terdiri atas potensi tambak seluas 1,22 juta hektare dan potensi budi daya laut seluas 8,36 juta hektare.



"Potensi perikanan budi daya tersebut meliputi budi daya laut, budi daya tambak, budi daya kolam, budi daya keramba, budi daya jaring apung dan budi daya sawah," tuturnya. Meski pemanfaatan potensi perikanan budi daya belum optimal, produksi perikanan budi daya menunjukkan kenaikan signifikan dari produksi yang tercatat sebesar 4,78 juta ton hingga dapat menjadi sekitar 6,97 juta ton pada 2011. Qjr)



Sumber : Investor Daily Indonesia 13 febuari 2012 ,hal 6

Senin, 06 Februari 2012

Apakah Lobster Sehat Dikonsumsi

Ada dua jenis makanan, yaitu lezat dan sehat.


Banyak orang yang sangat suka makan suatu jenis

makanan karena rasanya yang lezat. Tapi makanan

lezat belum tentu sehat, dan juga makanan sehat belum

tentu lezat. Dan bagaimana dengan lobster?

Seperti dilansir dari buzzle (Maret 2010), ada beberapa

argumen yang mendasari pertanyaan ‘apakah lobster

sehat?’, yaitu:

1. Tingkat kandungan merkuri

Beberapa ikan seperti ikan pedang, ikan hiu dan king

mackerel ditengarai mengandung merkuri dalam tingkat

tinggi. Bila dimakan, maka kandungan merkuri tersebut

dikhawatirkan berbahaya bagi tubuh. Tetapi kenyataannya

adalah lobster tidak memiliki kandungan merkuri

yang tinggi. Lobster mengandung sejumlah merkuri dalam

jumlah yang secara alami terdapat dalam semua ikan.

2. Parasit dan virus

Dokter dan juga beberapa orang berpikir bahwa

lobster mengandung parasit dan virus. Tapi mereka

tidak melihat satu hal, bahwa semua makhluk hidup juga

mengandung parasit dan virus. Kuncinya adalah memasak

daging dengan baik sebelum makan. Hal ini dapat

menghilangkan semua bakteri dan kuman.

3. Pemakan makanan busuk

Argumen kuat yang menimbulkan pertanyaan adalah

lobster pemakan makanan busuk dan ini menimbulkan

anggapan bahwa lobster tak sehat untuk tubuh. Tapi hal

tersebut sama sekali tidak benar. Bahkan, sama halnya

seperti manusia yang tidak mau makan daging busuk dan

basi dan akan lebih memilih daging segar. Begitu juga

dengan lobster. Lobster makan ikan hidup, kerang, tiram

dan kepiting.

Argumen-argumen yang keliru tentang lobster telah

terjawab. Tapi masih harus dilihat apakah daging lobster

sehat untuk dikonsumsi, terkait dengan kandungan

nutrisi di dalamnya.

1. Protein

Lobster adalah sumber protein yang sangat baik.

Protein penting bagi tubuh kita untuk energi dan pemantapan

produksi gula darah. Hal ini juga membantu

menurunkan berat badan.

Namun berlawanan dengan kepercayaan yang ada,

yang menyatakan bahwa ayam mengandung protein

tinggi. Kandungan protein dalam lobster bahkan melebihi

kandungan protein dalam daging ayam. Juga tidak banyak

kalori seperti daging ayam atau sapi. Menjadi pilihan

yang lebih baik untuk memilih lobster daripada ayam

atau sapi.

2. Asam lemak omega-3

Daging lobster mengandung asam lemak omega-3

dalam jumlah tinggi. Asam lemak omega-3 penting untuk

mencegah penyakit jantung dan menjaga kesehatan

jantung. Telah terbukti bahwa orang-orang yang berisiko

tinggi terhadap gangguan jantung, mendapat manfaat

dari lobster karena kandungan omega-3 di dalamnya.

3. Membantu menurunkan berat badan

Lobster adalah makanan pilihan yang sangat baik bagi

orang yang ingin mengubah gaya hidup, dan membuatnya

menjadi lebih sehat dan lebih baik. Sebuah pilihan yang

sempurna bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat

badan dan diet karena lobster sangat rendah lemak, rendah

kalori dan rendah kolesterol, tetapi masih memberikan

nutrisi yang diperlukan. Kadar kolesterolnya bahkan

lebih rendah dari 1 butir telur dan setara dengan daging

dada ayam tanpa kulit. Jadi bagi penderita darah tinggi

jangan takut untuk mengkonsumsinya, terutama lobster

air tawar.

4. Daging lobster mengandung kalium, seng, vitamin

B12 dan selenium. Semua itu sangat penting bagi kesehatan.

Kandungan seng di dalam lobster dapat meningkatkan

vitalitas, libido menjadi lebih kuat dan tahan lama

serta meningkatkan stamina.

5. Mengonsumsi daging lobster sama halnya dengan

konsumsi multi-vitamin tablet atau suplemen kesehatan.

Jadi apakah lobster baik untuk kesehatan? Jawabannya

adalah ya. Karena semua argumen yang keliru

tentang lobster telah terjawab, dan lobster juga mengandung

banyak nutrisi penting yang sangat dibutuhkan oleh

tubuh. Asal ingat satu hal. Dalam mengkonsumsi apapun,

semuanya jangan berlebihan. Sebab segala sesuatu yang

berlebihan atau kekurangan tidak akan baik akibatnya.

anna

Sumber : Merry Wahyuningsih dalam www.detikHealth.com

Sabtu, 04 Februari 2012

SI BONGKOK YANG JADI TULANG PUNGGUNG

SI BONGKOK YANG JADI TULANG


PUNGGUNG

Rasanya yang lezat dan cara makannya yang mudah menjadikan

udang sebagai jenis ikan yang paling populer di dunia. Udang dikonsumsi

mulai dari balita hingga manula di hampir semua negara dalam

berbagai bentuk produk, mulai dari masakan langsung dari udang

utuh, udang kering, udang olahan modern seperti tempura, nugget,

dimsum, hingga ekstraknya berupa terasi/belacan atau kerupuk

udang.

Hingga saat ini, udang masih mendominasi perdagangan dunia

hasil perikanan. Data FAO menunjukkan bahwa dari segi nilai, udang

menyumbang sekitar 17 % dari total perdagangan dunia di tahun

2007, dan tahun berikutnya pangsanya turun menjadi 15 % akibat

harga internasional yang turun meskipun penguasaan pangsa dari segi

volume terjadi kenaikan. Dalam angka, nilainya juga naik karena total

nilai perdagangan internasional telah lama bertengger diatas US$ 100

milyar pada tahun sejak tahun 2008.

Udang yang diperdagangkan di dunia terdiri dari beragam species

dan merupakan hasil tangkapan serta budidaya. Kini dari segi volume,

udang hasil budidaya di daerah tropis telah menguasai pasokan

yang ada.

Produksi udang dunia umumnya berasal dari negara berkembang

dan lebih dari 57 % diantaranya diperdagangkan secara internasional.

Udang termasuk komoditas yang production driven, karena hingga

saat ini berapapun produksinya selalu terserap pasar sehingga udang

menjadi komoditas perikanan utama di sejumlah negara. Artinya,

udang sebagai sumber utama perolehan devisa.

Masih dari kelompok krustasea, lobster juga mempunyai peluang

pasar yang baik. Rasanya mirip udang dengan jumlah daging yang

lebih tebal sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner

seafood. Lobster seringkali disebut sebagai “kakak” dari udang karena

dari segi morfologi terlihat mirip namun dengan ukuran yang lebih

besar, meskipun untuk jenis tertentu seperti Homarus spp dipandang

sebagai antara udang dan kepiting. Lobster mempunyai harga yang

mahal karena pasokan umumnya masih terbatas, sehingga masuk kategori

sebagai makanan mewah. Lobster air tawar (crayfish) harganya

juga di atas harga udang meskipun umumnya masih di bawah harga

lobster, dan mempunyai segmen pasar tersendiri pula. Outlet pemasaran

lobster umumnya adalah restoran atau perusahaan jasaboga

yang melayani pesta kelas atas.

Berbeda dengan lobster, pembeli udang tak terbatas hanya

restoran atau perusahaan jasaboga namun juga konsumen rumah

tangga, sehingga dari segi kuantitas penjualan, udang jauh mengungguli

“kakak”nya. Udang yang tak bertulang telah menjadi tulang

punggung bagi sektor perikanan di banyak negara.
sumber : Warta Pasar ikan, November 2010, direktorat pemasaran dalam negeri, Dirjen P2HP, KKP

Jumat, 03 Februari 2012

video ikan hias dalam akuarium

video ikan hias dalam akuarium


Indonesia Tidak Membiarkan Wilayah Lautnya Carut Marut

Indonesia Tidak Membiarkan Wilayah Lautnya Carut Marut

Jakarta, Pelita Dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keamanan Laut atau Bakorkamla RI, menunjukkan bahwa Indonesia tidak membiarkan wilayah lautnya carut marut seperti dikhawatirkan pihak-pihak asing selama ini. Hal itu dikatakan Kepala Pusat Informasi, Hukum, dan Kerjasama Bakorkamla Triyuswoyo ketika ditanya wartawan, usai menutup Seminar Maritim yang diselenggarakan Coast Guard Amerika Serikat dan Bakorkamla, di Hotel JW Mariott, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (2/2) sore, Kita serius menjaga wilayah laut kita seperti di Alur Laut Kepulauan Indonesia atau ALKI. Seluruh ALM sudah ada koordinator yang menjaganya, sehingga pengguna laut merasa aman,* kata Triyuswoyo yang mewakili Kalakhar Bakorkamla Laksdya TNI Y Didik Heru Purnomo pada acara penutupan seminar yang berlangsung sejak 30 Januari lalu. Kepada wartawan, Kapus Informasi, Hukum, dan Kerjasama Bakorkamla menjelaskan untuk mengamankan seluruh perairan Indonesia, Bakorkamla telah mendirikan ground station di berbagai titik strategis sebagai mata dan telinga untuk mengawasi laut di Nusantara. Seminar maritim yang dipimpin Barbara Anderson diikuti utusan dari stakeholder Bakorkamla yakni dari Kemen-lu, Kemendagri, Kemhan, Kemenkum dan HAM, Kemenkeu, Kemenhub, Kementerian KP, Kejaksaan Agung, Mabes TNI, Polri, BIN, dan Mabesal. Banyak materi yang disampaikan kepada peserta seminar, seperti penanganan keamanan laut, penegakan hukum di laut, menangani penyelundupan, menangani pencemaran di lflut-(be) Sumber : Pelita 03 Februari 2012,hal. 16