Senin, 11 Agustus 2008

Pemijahan Pangasius

Pemijahan

Pemijahan ikan patin biasanya dilakukan dengan teknik kawin suntik karena induk patin tidak terangsang untuk memijah bila dengan lingkungan alami. Teknik pemijahan induksi (induce breeding) dengan menyuntikkan larutan kelenjar hipofise dicampur dengan ovaprim. Biasanya, teknik ini diikuti dengan teknik pengurutan (stripping) agar telur tidak berceceran dan bisa ditetaskan di dalam akuarium.

1. Konstruksi kolam
Kolam induk patin jantan biasanya terletak terpisah dengan kolam induk patin betina. Bila tidak tersedia cukup kolam, biasanya hanya disediakan kolam untuk induk betina saja. Induk jantan lebih mudah dicari ke petani ikan dibandingkan dengan induk betina yang siap bertelur.


Kolam yang baik biasanya berbentuk persegi panjang karena lebih menjamin sirkulasi air dan mempermudah penangkapan dengan jaring. Kolam sebaiknya memperoleh pasokan air dari saluran pemasukan air langsung, bukan dari kolam lain. Hal tersebut bertujuan untuk menghin­dari kontaminasi penyakit melalui air dari ikan yang terinfeksi. Selain itu, sebaiknya kolam memiliki pintu pembuangan yang sempurna berbentuk monk untuk memudahkan pengeringan air kolam dalam waktu cepat.

2. Persiapan

Untuk memijahkan patin dengan teknik kawin suntik, harus dipersiapkan donor berupa ikan mas yang matang kelamin. Biasanya, donor yang dipakai adalah ikan mas jantan karena lebih mudah memper­oleh jantan matang kelamin dibandingkan dengan betina yang matang kelamin, selain karena alasan ekonomis.

Pakan untuk burayak juga harus dipersiapkan. Pakan yang berupa udang renik Daphnia ditetaskan di dalam wadah penetasan berupa galon yang diberi lubang pada dasarnya dan ditempatkan dalam posisi yang terbalik.

3. Pemijahan

Pemijahan ikan patin biasanya melewati beberapa kegiatan sebagai berikut.
a. Penghitungan berat donor
Umumnya, betina patin diberi 3 dosis. Oleh karena itu, untuk 5 kg induk betina patin, donor yang harus dipersiapkan sebanyak 15 kg. Sementara untuk induk jantan yang hanya 1 dosis sehingga perlu dipersiapkan donor seberat 5 kg untuk 5 kg induk jantan. Jadi, untuk sekali pelaksanaan pemijahan ikan patin seberat 5 kg, dibutuhkan ikan mas seberat 20 kg sebagai donor. Bila rata-rata ikan mas donor yang telah matang kelamin seberat 0,5 kg maka ada sekitar V ekor yang harus dipotong kepalanya dan diambil kelenjar hipofisenya.

b. Pengambilan kelenjar hipofise
Kegiatan ini dilakukan dengan memotong melintang kepala ikan mas sehingga terpisah dari tubuhnya. Selanjutnya, mulut ikan mas dihadapkan
ke atas untuk dipotong membujur mulai dari lubang hidung. Bekas irisan terakhir ini akan memperlihatkan otak yang berwarna putih ikut terbelah, Setelah itu, otak tersebut dipindahkan ke kertas saring dengan pinset dan sisa darah Berta lemak dibersihkan dengan kapas. Setelah bersih, akantampak kelenjar hipofise berwarna putih sebesar butir merica (1-2 mm) yang terletak di lekukan dasar tulang tengkorak.

c. Pembuatan ekstrak kelenjar
Pembuatan ekstrak kelenjar dilakukan Setelah semua kelenjar hipofis,4 diambil dari tengkorak ikan donor. Kelenjar tersebut harus dibersihkan di atas kertas saring. Kemudian, kelenjar dimasukkan ke dalam gelas penggerus dan ditambahkan akuabides antara 1,5-2 cc untuk setup kilogram jumlah induk yang akan disuntik. Kotoran dapat diendapkan dengan cara larutan dimasukkan ke dalam centrifugal (pemusing), baik yang elektrik maupun manual.

Penyuntikan
Penyuntikan dilakukan setelah larutan homogen yang bening dipisah­kan dari endapan kelenjar dengan menggunakan spuit (alat suntikan). Penyuntikan induk betina dilakukan 2 kali agar efektif, sedangkan untuk iantan cukup sekali saja. Penyuntikan pertama biasanya dilakukan pada pukul 18.00 sebanyak i dosis pada induk betina. Penyuntikan kedua dilakukan setelah 12 jam dari penyuntikan pertama yaitu pukul 06.00 sebanyak 2 dosis pada induk betina. Adapun induk jantan disuntik pada saat penyuntikan kedua induk betina. Penyuntikan dilakukan pada otot daging bagian punggung (intramusculler), tepatnya di belakang sirip punggung sekitar baris kedua atau ketiga yang sejajar dengan bagian kelamin. Jarum disuntikan dengan kemiringan WO dari arah punggung sedalam 1-2 cm. Setelah disuntik, kedua induk dimasukkan kembali ke tempat penampungan induk masing-masing.

e. Stripping (pengurutan)
Pengurutan dilakukan setelah 10-12 jam dari suntikan kedua. Induk betina dipegang dengan tangan kiri di bagian punggung dan tangan kanan di bagian perut. Sementara ibu jari tangan kanan mengurut berulang­ulang pada bagian perut ke arah lubang pelepasan. Telur ditampung di dalam baskom bersih yang diberi sedikit air. Dengan cara yang sama pengurutan dilakukan pada induk jantan. Setelah keluar, sperma dicampurkan dengan telur dan diaduk perlahan-lahan dengan bulu ayam selama 3-4 menit. Telur yang sudah tercampur cairan sperma kemudian dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan sisa cairan sperma, feses, dan darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar