Senin, 11 Agustus 2008

Pemijahan ikan patin

Pemijahan
Pemijahan ikan patin biasanya melewati beberapa kegiatan sebagai berikut.

a. Penghitungan berat donor
Umumnya, betina patin diberi 3 dosis. Oleh karena itu, untuk 5 kg induk betina patin, donor yang harus dipersiapkan sebanyak 15 kg. Sementara untuk induk jantan yang hanya 1 dosis sehingga perlu dipersiapkan donor seberat 5 kg untuk 5 kg induk jantan. Jadi, untuk sekali pelaksanaan pemijahan ikan patin seberat 5 kg, dibutuhkan ikan mas seberat 20 kg sebagai donor. Bila rata-rata ikan mas donor yang telah matang kelamin seberat 0,5 kg maka ada sekitar V ekor yang harus dipotong kepalanya dan diambil kelenjar hipofisenya.


b. Pengambilan kelenjar hipofise
Kegiatan ini dilakukan dengan memotong melintang kepala ikan mas sehingga terpisah dari tubuhnya. Selanjutnya, mulut ikan mas dihadapkan
ke atas untuk dipotong membujur mulai dari lubang hidung. Bekas irisan terakhir ini akan memperlihatkan otak yang berwarna putih ikut terbelah, Setelah itu, otak tersebut dipindahkan ke kertas saring dengan pinset dan sisa darah Berta lemak dibersihkan dengan kapas. Setelah bersih, akan
tampak kelenjar hipofise berwarna putih sebesar butir merica (1-2 mm) yang terletak di lekukan dasar tulang tengkorak.

c. Pembuatan ekstrak kelenjar
Pembuatan ekstrak kelenjar dilakukan Setelah semua kelenjar hipofis,4 diambil dari tengkorak ikan donor. Kelenjar tersebut harus dibersihkan di atas kertas saring. Kemudian, kelenjar dimasukkan ke dalam gelas penggerus dan ditambahkan akuabides antara 1,5-2 cc untuk setup kilogram jumlah induk yang akan disuntik. Kotoran dapat diendapkan dengan cara larutan dimasukkan ke dalam centrifugal (pemusing), baik yang elektrik maupun manual.

Penyuntikan
Penyuntikan dilakukan setelah larutan homogen yang bening dipisah­kan dari endapan kelenjar dengan menggunakan spuit (alat suntikan). Penyuntikan induk betina dilakukan 2 kali agar efektif, sedangkan untuk iantan cukup sekali saja. Penyuntikan pertama biasanya dilakukan pada pukul 18.00 sebanyak i dosis pada induk betina. Penyuntikan kedua dilakukan setelah 12 jam dari penyuntikan pertama yaitu pukul 06.00 sebanyak 2 dosis pada induk betina. Adapun induk jantan disuntik pada saat penyuntikan kedua induk betina. Penyuntikan dilakukan pada otot daging bagian punggung (intramusculler), tepatnya di belakang sirip punggung sekitar baris kedua atau ketiga yang sejajar dengan bagian kelamin. Jarum disuntikan dengan kemiringan WO dari arah punggung sedalam 1-2 cm. Setelah disuntik, kedua induk dimasukkan kembali ke tempat penampungan induk masing-masing.

e. Stripping (pengurutan)
Pengurutan dilakukan setelah 10-12 jam dari suntikan kedua. Induk betina dipegang dengan tangan kiri di bagian punggung dan tangan kanan di bagian perut. Sementara ibu jari tangan kanan mengurut berulang­ulang pada bagian perut ke arah lubang pelepasan. Telur ditampung di dalam baskom bersih yang diberi sedikit air. Dengan cara yang sama pengurutan dilakukan pada induk jantan. Setelah keluar, sperma dicampurkan dengan telur dan diaduk perlahan-lahan dengan bulu ayam selama 3-4 menit. Telur yang sudah tercampur cairan sperma kemudian dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan sisa cairan sperma, feses, dan darah.


E. Penetasan dan Perawatan Benih

Untuk keberhasilan penetasan telur, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Cuci bersih, lalu keringkan bak penetasan.
2) Pasang hapa untuk menetaskan telur.
3) Isi kolam bak penetasan dengan air bersih.
4) 'Yambahkan anfijamurDerupa Ymohm atauMitz Ich sebanyak o,o5 cc liter air ke dalam bak penetasan.
5) Sesuaikan suhu di bak penetasan. Di Bogor, untuk menaikkan suhu dengan menggunakan kompor minyak tanah. Telur patin akan mene­tas dalam tempo 28 jam pada suhu ruang 26-280 C.
6) Pindahkan benih yang barn berumur 1 hari ke dalam akuarium berukuran 8o cm x 45 cm x 45 cm sebanyak 5oo ekor/akuarium. Air yang ada di dalam akuarium sebaiknya telah diaerasi selama seku­rang-kurangnya 24 jam.
7) Pelihara burayak selama 15 hari di dalam akuarium.


F. Pendederan dan Pembesaran

Pendederan dilakukan di kolam yang sudah dipupuk seminggu sebelumnya. Pupuk yang dipergunakan biasanya kotoran ayam sebanyak 1 kg/m2 kolam. Kolam diisi air agar tumbuh pakan alami yang dibutuhka oleh burayak patin. Adapun pembesaran patin dilakukan di kolam yang memiliki pintu pemasukan dan pembuangan air tersendiri. Kolam boleh
dipupuk terlebih dahulu atau tidak. Untuk memperoleh hasil yang optimal, pembesaran patin membutuhkan pemberian pakan tambahan.
Untuk ikan patin, pakan tambahan bisa menggunakan dedak halus clan sampah pasar. Sampah pasar dapat berupa sayuran hasil sortiran pedagang di pasar yang belum tercampur dengan sampah anorganik. Pakan tersebut sangat disukai oleh patin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar