Pemeliharaan Larva
Sebelum larva ditebar, bak-bak untuk pemeliharaan harus disiapkan. Bak-bak tersebut diisi air laut yang telah difilter dengan jumlah kira-kira 80% dari kapasitasnya serta dipasok aerasi pada tingkat kecepatan rendah, arrinya gelembung-gelembung udara yang keluar dari batu gerator diusahakan sekecil mungkin, tetapi tidak berhenti. Jumlah air yang diisikan disesuaikan dengan kapasitas bak. Pada bak-bak pemeliharaan skala kecil, misalnya 0,5 - 3 m3 cukup dipasang 3 - 6 aerasi.
Sekitar 1 - 2 jam sebelum menetas, telur-telur fertil ditebarkan dengan pelan-pelan ke dalam bak pemeliharaan. Penebaran telur itu dilakukan pada tingkat kepadatan kira-kira 50 butir per liter air pemeliharaan. Larva yang baru menetas mempunyai cadangan kuning telur atau yang disebut yolk sac dan butiran minyak yang disebut juga oil globule. Letak butir minyak (oli globule) di sekitar kuning telur tergantung pada jenis ikan. Maksudnya butir minyak ini ada yang terletak mendekati bagian depan (menuju ke arah kepala) dan ada pula yang terletak mendekati bagian belakang (menuju ke arah ekor).
Larva yang baru menetas biasanya disebut D-O (larva berumur 0 hari). Pada saat ini, mulut dan mata larva belum membuka. Larva ini masih menggunakan kuning telur dan butiran minyak sebagai sumber energi untuk pertumbuhan maupun pergerakan. Biasanya larva akan tumbuh cepat dengan menggunakan sumber energi dari dalam tubuhnya sampai sumber energi icu akan habis. Pada saat sumber energi ini menjelang habis, organ-organ tubuh larva mulai berkembang. Kondisi ini dapat dilihat pada saat larva berumur dua hari. Oleh karena itu, pada larva D-2 harus sudah tersedia pakan yaitu berupa jasad pakan (plankton).
sumber: Drs. Pramu Sunyoto
Dr. Mustahal, M.Sc
Penebar Swadaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar