Bawal air tawar (Colossoma Macropomum)
Sebutan lain ikan bawal adalah Gamitama (Peru), Cachama (Venezuala), Red Bally Pacu (Amerika Serikat dan Inggris). Sedangkan di negara asalnya disebut Tambaqul.
BIOLOGI
- Genus Chacacoid dan species Colossoma macropomum.
- Badan ikan bawal agak bulat, bentuk tubuh pipih, sisik kecil, kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada dibawah tutup insang, sisip perut dan sirip dubur terpisah, punggung berwarna abu-abu tua, perut putih abu-abu dan merah.
- Ikan ikan ini banyak ditemukan di subgai - sungai besar seperti Amazon (Brazil), Orinoco (Venuzuela). Hidup secara bergerombolan di daerah yang airnya tenang.
-termasuk ikan karnivora, giginya tajam . Makanan yang disukai pada vase larva adalah Brachionus sp., Artemia sp., Moina sp.
- pada umur 4 tahun induk bawal sudah dapat dipijahkan bila pertumbuhannya normal dapat mencapai berat 4 kg.
- Pemijahan terjadi pada musim penghujan.
PEMBENIHAN
A. Pemeliharaan Induk
- Induk-induk dipelihara dikolam dengan kepadatan 0,5 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pellet sebanyak 3% dari berat tubuh ikan dan diberikanan 3 s/d 4 kali per hari. Menjelang musim hujan jumlah pakannya ditambah menjadi 4%. Induk betina yang beratnya 4 kg dapat menghasilkan telur sebanyak ± 400.000 butir.
- Tanda induk yang matang gonad.
Betina : perut buncit, lembek dan lubang kelamin kemerahan.
Jantan : perut langsing, warnah merah dalam tubuhnya lebih jelas.
B. Pemijahan
o Pemijahan bawal baru bisa dilakukan secara Induced Spawning, untuk betina dengan menyuntikan hormon LHRH-a sebanyak 3 ug/kg atau ovaprin 0,75 ml/ kg. Untuk jantan menggunnakan LHRH-a sebanyak 2 ug/kg atau ovaprin 0,5 ml/kg. LHRH-a dilarutkan dalam larutan 0,7 % NaCl.
o Induk betina di suntik dua kali dengan selang waktu 8 - 12 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 bagian dari dosis total dan penyuntikan kedua 2/3 nya.
o Induk yang sudah disuntik dimasukkan kedalam happa pemijahan yang dipasang dalam bak pemijahan. Selama pemijahan air harus tetap mengalir. Pemijahan biasanya terjadi 3 s/d 6 jam setelah penyuntikan kedua.
C. Penetasan
Setelah memijah telur-telur diambil menggunakan scope net halus, kemudian telur tersebut ditetaskan di dalam akuarium yang telah dilengkapin dengan aerasi dan water heater dengan suhu 27s/d 29 0C. Kepadatan telur antara 100 s/d 150 butir/liter, biasanya telur-telur akan menetas dalam waktu 16 jam s/d 24 jam.
D. Pemeliharaan Larva
Larva dipelihara dalam akuarium yang sama, namun sebelumnya ¾ bagian airnya dibuang. Padat penebaran larva 50 s/d 100 ekor/liter larva yang berumur 4 hari di beri pakan berupa naupli Artemia, Brachionus atau Moina. Pemeliharaan larva ini berlangsung selama 21 hari. Selama pemeliharaan larva, air harus diganti setiap hari 2/3 bagiannya. Setelah berumur 21 hari larva siap ditebar kekolam pendederan.
E. Pendederan
• kolam harus disiapkan seminggu sebelum penebaran benih. Pendederan dilakukan di kolam yang luasnya 500 s/d 1.000 m2. Persiapan meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.
• kolam dikapur dengan kapur tohor sebanyak 100 s/d 200 gram/m2 kemudian kolam di pupuk dengan pupuk organic dengan dosis 500 gram/m2.
• larva ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 50 s/d 100 ekor/m2.
• pakan tambahan berupa pellet diberikan setiap hari sebanyak 750 gram/10 ribu ekor larva dan diberikan 3 kali per hari.
• Pemeliharaan di kolam pendederan berlangsung selama 21 hari.
PENYAKIT
Penyakit disebabkan oleh parasit, bakteri dan kapang (jamur).
- Parasit
“Ich” Atau “White spot“, menyerang ikan apabila suhu air pemeliharaan rendah (dingin), cara mengatasinya yaitu dengan menaikan suhu (dengan water heater) sampai kurang lebih 29 derajat Celcius dan pemberian formalin 25 ppm.
- Kapang (jamur)
Jamur ini merupakan akibat dari adanya luka yang disebabkan penanganan yang kurang hati-hati. Cara mengatasinya dengan menggunakan Kalium Permanganat (PK) dengan dosis 2 s/d 3 ppm.
- Bakteri
Streptococus sp. Dan Kurthia sp. Cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan anti biotic tetracycline dengan dosis 10 mppm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar