Pembenihan
Saat ini, teknologi budi daya koan sepenuhnya sudah dikuasai dengan baik dan informasinya sudah tersebar ke para peternak ikan Di Indonesia, ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Karena itu, pembenihannya masih sepenuhnya mengandalkan pemijahan buatan (induceed breeding atau induceed spawning) menggunakan hormon perangsang berupa kelenjar hipofisa.
Pembenihan dimulai dengan kegiatan pemeliharaan induk di dalam kolam pemeliharaan berukuran 100-500 m2, tergantung ketersediaan luas Iahan. Kedalaman air kolam pembenihan sekitar 1 meter. Padat tebar induk maksimal 0,5 kg/m2. Ukuran induk yang dipijahkan balk jantan maupun betina memiliki berat tubuh minimum 1 kg. Selama pemeliharaan induk diberi pakan berupa pelet sebanyak 3% dari total berat badan per hari. Pemberian pakan buatan ini dilakukan 3 kali sehari (pagi, Siang, dan sore hari) dan dihentikan sehari sebelum dilakukan penyuntikan.
Donor yang digunakan untuk hypofisasi adalah ikan mas dengan dosis 1 : 1 Penyuntikan dilakukan dua kali dengan selang waktu antara penyuntikan pertama dengan kedua 4 jam. Dosis masing-masing penyuntikan 1 : 1 dan 1 : 1,5. Selain itu, penyuntikan juga dapat dilakukan menggunakan hormon ovaprim dengan perlakuan dan dosis yang sama dengan penyuntikan kelenjer hipofisa ikan mas. Setelah penyuntikan, induk jantan dan betina ditempatkan bersama di dalam satu hapa berukuran 2 x 1 x 1 m. Perbandingan jumlah induk jantan dan betina di dalam hapa adalah 2 : 1 (2 induk jantan dan 1 induk betina).
Pemijahan akan berlangsung dengan sendirinya di dalam hapa, 6-8 jam setelah penyuntikan. Telur yang sudah dibuahi sel sperma jantan, akan mengendap di dasar hapa. Selanjutnya, telur tersebut diangkat dan dipindahkan ke dalam baskom dan dimasukan ke dalam corong penetasan berdiameter 50 cm dan tinggi 30 cm.Telur ini akan menetas dalam waktu 48 jam kemudian.
sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar