Kamis, 22 Maret 2012

Kongkang Racun

Kongkang racun adalah nama sejenis kodok dari suku Ranidae. Nama ilmiahnya adalah Rana hosii Boulenger, 1891. Orang Sunda (Jawa Barat) menyebutnya kolé héjo. Sedangkan namanya dalam bahasa Inggris adalah poisonous rock-frog. Diberi nama demikian karena kulitnya mengandung kelenjar racun yang mampu membunuh hewan-hewan kecil. Sementara nama ilmiahnya diberikan untuk mengenang Charles Hose, seorang naturalis dari Inggris (Iskandar, 1998).


Kodok yang cantik ini berukuran sedang sampai besar, bertubuh kekar. Panjang tubuh umumnya antara 45-100 mm SVL (snout-to-vent, dari ujung moncong hingga ke anus). Kodok jantan lebih kecil dari yang betinanya.
Kulit dorsal (bagian punggung) berbintil halus dan rapat, umumnya hijau terang, hijau lumut sampai hijau tua; ada pula yang kebiruan. Sisi tubuh hijau kekuningan. Sebuah garis gelap, coklat tembaga hingga kehitaman, dan putus-putus tidak beraturan berjalan di sisi tubuh dari ujung moncong, pipi, sebelah atas timpanum (gendang telinga), sebelah bawah lipatan dorsolateral, memanjang hingga ke pinggang. Di sana-sini, garis gelap ini bercampur dengan bercak kehijauan, kekuningan atau keemasan.

Bibir atas berwarna keemasan, bibir bawah kecoklatan. Iris mata keemasan. Selain di bibir dan moncong, warna dan bercak kuning atau keemasan sering pula terdapat di tangan, lipatan dorsolateral bagian belakang dan pangkal paha.
Jari-jari tangan dan kaki dengan ujung yang melebar membentuk piringan. Selaput renang penuh mencapai pangkal piringan pada jari kaki, coklat gelap atau kehitaman warnanya. Sisi bawah tubuh (ventral) berkulit halus, putih bersemu keemasan. Sisi bawah paha coklat merah daging, sisi atasnya berbelang-belang coklat sampai gelap kehitaman.

Kodok yang berasosiasi dengan sungai berbatu. Jarang ditemui jauh dari sungai, R. hosii menyukai aliran air yang deras dan jernih, terutama di hutan-hutan yang belum atau hanya sedikit terganggu. Di malam hari, kodok ini kerap ditemui di tepian sungai berbatu atau di atas tetumbuhan dekat aliran air. Pada musim kawin, belasan hingga puluhan katak jantan biasa berkumpul berdekatan di atas batu di tepi air yang berarus deras.
R. hosii diketahui tersebar cukup luas, mulai dari Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa hingga Borneo.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar