KTM Bahari, Ciptakan Sentra Budi Daya Laut
UPAYA Pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi angka kemiskinan telah ditempuh melalui beberapa program pembangunan. Salah satu program yang dilaksanakan adalah melalui transmigrasi. Saat ini, pemerintah punya perubahan paradigma penyelenggaraan transmigrasi, yakni transmigrasi yang dilaksanakan berbasis kawasan sesuai dengan UU No. 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian.
"Salah satu paradigma baru pembangunan transmigrasi adalah pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi untuk mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi serta strategi pemerataan investasi daerah sena menciptakan daya saing daerah", ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muahimin Iskandar.
Hingga saat ini, lanjutnya, telah diidentifikasi peluang usaha atau investasi di 41 kawasan transmigrasi yangmencapai 400.000 hektare. Di antaranya untuk perkebunan kelapa sawit, karet, dan cokelat. Ini termasuk peluang investasi di tiga kawasan transmigrasi untuk sektor kelautan dan perikanan. Kawasan-kawasan ini juga berpotensi menjadi objek wisata agro dan bahari. Selain itu juga masih ada 219 kawasan transmigrasi yang juga berpotensi untuk dikembangkan.
"Pemerintah daerah perlu secara serius mempromosikan potensi daerahnya, termasuk insentif dan kemudahan yang dapat diberikan kepada pelaku usaha yang berinvestasi di kawasan transmigrasi. Tentunya selain kalangan dunia usaha, masyarakat juga bisa menjadi bagian dari pengembangan kawasan transmigrasi tersebut," katanya.
Menurut dia, kawasan transmigrasi harus dikembangkan menjadi pusat pengolahan produksi pertanian (agroindustri center) serta memiliki keterkaitan dengan pusat penumbuhan dan perkotaan. Pembangunan diarahkan untuk mengintegrasikan kawasan per-desaan sebagai kawasan produksi dengan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan ekonomi.
"Karena itu, pembangunan transmigrasi merupakan bagian dari prioritas pembangunan perdesaan dan pengembangan ekonomi lokal. Semua dalam rangka meningkatkan daya saing daerah," ujar Muhaimin.
Kota Terpadu Mandiri (KTM) adalah kawasan transmigrasi yang pembangunan dan pengembangannya dirancang menjadi pusat pertumbuhan sena mempunyai fungsi perkotaan melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Selama ini kawasan-kawasan transmigrasi yang telah dibangun, ada yang sudah berkembang menjadi pusat-pusat penumbuhan, baik berupa ibukota kecamatan maupun ibukota/kabupaten, walaupun proses tersebut membutuhkan waktu relatif lama, rata-rata di atas 25 tahun. Meski di sisi lain masih dihadapkan pula pada suatu kenyataan, bahwa sebagiankawasan transmigrasi yang telah dibangun belum berkembang sesuai yang diharapkan. Namun, Kota Terpadu Mandiri Bahari Tomini Raya, Kabupaten Parigi Moutong, Pro-vinsi Sulawesi Tengah bisa jadi salah satu contoh kawasan transmigrasi yang potensial kekayaan bahannya.
KTM Bahari Tomirii Raya terletak di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, mencakup 50 desa pada 4 kecamatan (dengan luas kawasan 1.957,60 km2), yaitu kecamatan Mepanga, Kecamatan Bolano Lambunu, Kecamatan Taopa dan Kecamatan Moutong (Kec. Bolano Lambunu sebagai kawasan inti dan calon pusat KTM berada di desa Bolano Barat).
Perairan pesisir Kabupaten Parigi Moutong merupakan bagian dari perairan Teluk Tomini yang merupakan salah satu teluk terbesar di Indonesia dengan luas 59.500 km2. Teluk Tomini juga merupakan teluk yang cukup subur dan memiliki potensi untuk dikembangkanbudidaya laut Di sepanjang pesisir Kabupaten Parigi Moutong terdapat tanaman Mangrove yang tersebar pada 4 kecamatan, yaitu kecamatan Mepanga, Taopa, Bolano dan Moutong seluas + 2.401,60 ha Mangrove yang berguna sebagai penahan abrasi dan tempat pemijahan biota laut
Perairan wilayah Kabupaten Parigi Moutong terdapat 13 buah pulau-pulau kecil yang tersebar pada 4 kecamatan. Pulau-pulau tersebut memiliki ekosistem yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai industri wisata bahari dan budidaya laut.
"Tujuan dari pembangunan dan pengembangan KTM Bahari adalah menciptakan sentra-sentra komoditas budi daya laut (marine-kultur), baik perikanan tangkap, perikanan budidaya, rumput laut, wisata bahari, agribisnis, dan agroindustri yang mampu menarik investasi swasta untuk menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi transmigran dan penduduk sekitar, serta membuka peluang usaha dan kesempatan kerja", ujar Muhaimin.
Sumber : Rakyat Merdeka 03 Desember 2010,hal.8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar