Membentuk Generasi Cerdas dengan Gemarikan
Hari ini 101 tahun sudah kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Namun kondisi Negara kita masih terpuruk dan memprihatinkan. Ditinjau dari segi pendidikan, kesehatan dan daya beli, bumi pertiwi termasuk kelompok menengah dalam kancah pergaulan internasional. Saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada pada peringkat ke 109 dari 179 negara (Sumber : United Nation Development Programme,18 Desember 2008 ). Peringkat Indonesia berada jauh di bawah negara-negara ASEAN lainnya, seperti Brunei Darussalam (27), Singapura (28), Malaysia (63) Thailand (81) dan Philipina (102).
Untuk itu kita perlu mempersiapkan generasi cerdas berkualitas sejak dini guna meningkatkan akselerasi kemajuan bangsa. Dalam sejarah pun generasi cerdas dan terpelajarlah yang berperan sebagai pionir bagi masyarakat lainnya untuk sadar dan bersatu demi menghapus penjajahan Belanda. Disamping pendidikan yang memadai, diperlukan asupan gizi yang menyehatkan dan mencerdaskan.
Gemarikan
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah perairan seluas 5,8 juta km2 menjanjikan potensi perikanan cukup besar, namun baru dimanfaatkan sekitar 58,5 % dari potensi lestari ikan laut yang mencapai 6,18 juta ton per tahun. Tingkat konsumsi ikan pun masih rendah, 28 kg/kapita/tahun. Begitu pula tingkat konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya, pada tahun 2008 hanya mencapai 19,8 kg/kapita/tahun. Kondisi ini jauh dibawah tingkat konsumsi ikan negara ASEAN lainnya seperti Philipina (30 kg/kapita/tahun), Thailand (35 kg/kapita/tahun), Malaysia (45 kg/kapita/tahun), dan Singapura (80 kg/kapita/tahun).
Rendahnya tingkat konsumsi ikan per kapita per tahun menunjukkan masih rendahnya budaya makan ikan. Masyarakat melupakan adanya sumber hewani yang kaya gizi dan murah meriah berasal dari ikan dalam makanan sehari-hari, karena kebanyakan telah terbuai oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji (fast food/junk food) yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu, makanan berbahan baku ikan dianggap kurang bergengsi dibanding produk hewani lainnya.
Melihat kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan mencanangkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) sebagai salah satu langkah untuk membangun kesadaran dan pemahaman manfaat makan ikan agar masyarakat semakin mencintai dan menjadikan ikan sebagai menu utama.
Mengapa Harus Ikan?
Semestinya orang Indonesia gemar makan ikan karena ikan merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi dan dapat menambah kecerdasan otak, sehingga lima atau sepuluh tahun ke depan terbentuk generasi yang memiliki kecerdasan yang lebih baik seperti halnya orang Jepang.
Lebih lanjut, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Perusahaan Jasa Boga Indonesia, R.A. Hj. Ning Saudjito, ST mengungkapkan ikan selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi yang sangat berguna bagi manusia. Makan ikan dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke dan kanker.
Kandungan protein pada ikan juga sangat baik. Berdasarkan penelitian para ahli ditemukan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan protein daging, sedikit dibawah telur dan diatas protein serealia dan kacang-kacangan. Asam amino ikan dapat juga meningkatkan mutu protein pangan lain. Misalnya, nasi memiliki kadar asam amino lisin rendah, tetapi ikan mempunyai kadar lisin tinggi. Jadi, mengkonsumsi nasi dengan lauk ikan akan saling melengkapi.
Ikan laut kaya akan lemak, vitamin dan mineral, sedangkan ikan tawar banyak mengandung karbohidrat. Ikan laut memilik kandungan yodium tinggi yang bisa mencapai 830 mikro gram per kg. Berbeda dengan daging yang hanya memiliki 50 mikrogram dan telur 93 mikro gram. Selain itu, ikan laut mengandung omega -3 yang bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jadi, sering mengkonsumsi ikan laut dapat membantu mencegah terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung.
Adapun asam lemak omega 3 dan omega 6 pada ikan dapat meningkatkan kecerdasan anak. Asam lemak ini juga sangat membantu bagi ibu hamil yang dapat membentuk otot janin. Minyak hati ikan laut juga menjadi sumber vitamin A dan D. Vitamin A yang ada dalam minyak ikan termasuk yang mudah diserap. Dengan pemberian minyak hati ikan pada balita bisa mencukupi kebutuhan vitamin A dan D, serta omega 3. Ikan laut juga banyak mengandung fluor, sehingga dapat menguatkan gigi anak-anak.
Tabel 1. Kandungan Gizi pada Organ Ikan
No. | Organ | Kandungan | Fungsi |
1. | Kepala dan Mata | Polyscharida | Mengontrol aliran darah dan kulit |
2. | Duri | Kalsium dan Kolagen | Pertumbuhan tulang, kekenyalan kulit |
3 | Daging | Protein dan Vitamin | Pengatur tubuh |
4. | Kulit | Vitamin A dan B2 | Kesehatan mata |
5. | Isi Perut khususnya dalam lemak dibawah kulit. | Eichosa Pentanenoic Acid (EPA) | Mencegah penyempitan aliran darah dari jantung serta menurunkan kolesterol. |
Sumber : Ditjen P2HP DKP RI
Gerakan makan ikan yang dicanangkan DKP ini sebenarnya memiliki arti yang sangat luas. Meningkatnya konsumsi ikan pada masyarakat juga berarti meningkatkan produksi ikan nasional. Secara tidak langsung, peningkatan konsumsi ikan akan mensejahterakan nelayan dan pembudidaya ikan.
Tunggu apa lagi? Mulai sekarang mari mempersiapkan putra-putri kita menjadi generasi yang cerdas dan berkualitas dengan menyajikan hidangan berbahan baku ikan dalam menu sehari-hari.
oleh : Susan Anggraeni, S.Pi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar