PEMBENIHAN IKAN NILA HITAM
1. PENDAHULUAN
Ikan Nila Hitam adalah jenis ikan yang secara taksonomi termasuk spesies Oreochromis niloticus bleeker. Ikan Nila Hitam berasal dari sungai Nil di Uganda, pertama kali di impor dari Taiwan ke Indonesia tahun 1969 dan dikembangkan di danau. Tondano Sulawesi Utara yang selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia.
Ikan Nila Hitam merupakan jenis ikan air tawar yang mudah dikembangbiakan dan memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan maupun kemudahan pemeliharaannya. Karena memiliki berbagai kelebihan dibanding jenis ikan lainnya, menjadikan Ikan Nila Hitam mudah sekali diterima masyarakat.
Selain kelebihan seperti disebutkan di atas, Ikan Nila Hitam relatif tahan dari serangan penyakit serta Ikan Nila Hitam termasuk hewan pemakan segala (Omnivora).
Saat ini ada beberapa jenis Ikan Nila yang beredar di Indonesia, yaitu :
1. Nila Hitam (T.69, Citralada, Gift dan Get);
2. Nila Merah(Hibrida).
2. SISTIMATIKA
Phillurin: Chordata
Subphillum: Vetebrata
Kelas; Pisces
Subkelas: Aconthoterigii
Suku: Cichlidae
Marga: Oreochromis
Spesies: Oreochromis niloticus
Ciri-ciri :
▪ Badan memanjang, bentuk tubuh. pipih, sisik besar dan kasar, kepala relatif kecil, garis Iinecalateralis terputus dan terbagi dua, yaitu bagian atas dan bawah, memiliki 5 buah sirip dengan rumus D.XVI.12; C.V.1.5; P.12 dan A.111.9.
▪ Banyak ditemukan di perairan tenang seperti danau, rawa dan waduk, dapat hidup pada salinitas 0 - 29 permil, suhu 14 - 38°C dan pH 5-11.
▪ Pemakan segala (Omnivora), sangat menyenangi pakan alami Rotifera, Daphnia Sp, Mobia Sp, Benthos dan Fitoplankton. Bisa diberi pakan tambahan berupa pellet, dedak halus dan lain-lain;
• Memijah sepanjang tahun dan mulai memijah umur 6 - 8 bulan. Seekor induk betina ukuran 200 - 400 gram dapatmenghasikan anak niencapai 400 - 500 ekor.
Perbedaan Jantan dan B etina:
A. Jantan :
■ Warna tubuh cerah dan memiliki satu buah lubang kelamin, yang bentuknya memanjang dan berfungsi sebagai tempat keluarnya sperma dan air seni;
■ Warna sirip memerah terutama pada saat matang kelamin.
B. Betina :
■ Warna tubuh agak pucat dan memiliki 2 (dua) buah lubang kelamin, lubang pertama. berada dekat anus, bentuknya seperti bulan sabit berfungsi sebagai tempat keluarnya telur.
Lubang ke dua berada dibelakangnya, bentuknya bulat yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air seni.
3. PEMBENIHAN
Pembeniban Nila dapat dilakukan pada kolam tanah dengan konstruksi dasar kolam dibuat masing-masing 2 - 5% yang dilengkapi dengan kubangan 1,5 x 2 x 0,5 m atau pada bak semen/hapa.
Pada Kolam Tanah
• Persiapan kolam meliputi perataan tanah dasar kolam dan pemupukan dengan pupuk kandang 250 - 1000 gram/ m.2
■ Pemijahan di kolam tanah seluas minimal 500 m2, ke dalam air 60-100 cm;
■ Induk jantan dan betina dimasukkan bersama dengan padat tebar 1 ekor/m2. Perbandingan jantan dan betina 1: 3;
■ Selama pemijahan induk diberi pakan tambahan berupa pellet sebanyak 3 %/ hari. dari berat total ikan;
• Panen larva dilakukan dengan cara menangkap larva menggunakan sair halus atau sirib secara langsung, dipermukaan air kolam, terutama larva yang sedang bergerombol diasuh induknya. Pemungutan larva seperti ini bisa dilakukan setiap hari dan setelah berkumpul langsung ditebarkan ke kolam. pendederan I yang telah disiapkan 4 - 5 hari sebelumnya.
Pada Bak Semen/Hapa
■ Pemijahan dilakukan dalam bak semen/hapa ukuran/luas 24 - 48 m2, kedalaman air 60 - 80 cm;
■ Induk ditebar bersarna-sama dalam bak/hapa secara intensif yang dipanen bukan larva tetapi masih dalam bentuk telur. Pengambilan telur yang sedang dierami dalam mulut
induknya dilakukan setiap 10 hari sekali. Telur yang telah menjadi larva sesudah ditetaskan dibuat monosex, yaitu jantan atau betina, sesuai kebutuhan;
• Telur yang dipanen kemungkinan ada yang besar, yaitu telur utuh, sudah bermata dan berekor, larva sempurna. Setiap fasenya ditampung dalam wadah yang berbeda;
■ Telur ditetaskan dalam corong penetasan yang terbuat dari fiberglass, kain trilin. atau corong plastik Ke dalam corong penetasan diberi aliran air agar telur dapat bergerak;
• Telur menetas antara 3 - 7 hari. Telur yang tidak menetas berwarna putih dan harus dibuang setiap hari dengan cara disipon;
■ Dua hari setelah menetas, larva dipindahkan ke dalam bak tembok atau hapa ukuran 2 x 1 x 0,5 m yang dipasang secara berderet dengan kedalaman air 60 cm. Untuk ukuran bak/hapa seperti itu bisa ditebar larva sebanyak 2000 - 4000 ekor dan dipelihara selama 25-30 hari;
■ Selama dalam bak atau hapa diberi pakan pellet halus yang diberi hormon alpha methyl testosteron dosis 30%/hari pada awal pemeliharaan, komoditas dapat menurun hingga 12%.
Cara Pembuatan Pakan Berhormon :
■ Timbang pellet halus sebanyak 1 kg;
■ Timbang 17 Alpha Methyl Testosteron (60 mg/kg pakan);
■ Larutkan hormon tersebut dalam. alkohol 90% sebanyak 25 ml, tambahkan alkohol 70% sebanyak 300 - 400 ml, aduk sampai homogen;
• Masukkan larutan tersebut dalam pakan dan aduk sampai rata, kemudian diangin-anginkan sampai kering jangan dijemur);
• Bila sudah kering langsung diberikan. Agar awet, Masukkan pakan dalam plastik dan disimpan dalam. kulkas (-40 derajat Celcius). Dengan cara demikian pakan dapat tahan hingga 3 bulan;
■ Larva yang diberi pakan berhormon harus berukuran panjang total = 13 mm.
Selain melalui pakan, pengubahan kelamin dapat juga dilakukan melalui perendaman dalam larutan hormon 17 Alpha Methyl Testosteron selama 10 -12 jam.
4. PENDEDERAN
pendederan Ikan Nila Hitam dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu pendederan I, II, III dan IV. Tempat pendederan di kolam atau, di bak dengan. perlakuan:
■ Persiapan kolam meliputi pengeringan, perbaikan
pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir,
■ Kolam dikapur dengan kapur tohor dan dipupuk dengan pupuk organik,
■ Larva ditebar pada pagi hari, dan diberi pakan tambahan setiap hari selama pendederan berlangsung.
Standar Produksi Kebul, Gabar, Belo dan Sangkal
Ikan Nila Hitam di Bak dan Kolam
Sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar