Penyebab : Vibrio harveyii, V. alginolyticus, V. parahaemolyticus. dll.
Bio – Ekologi Patogen
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGY9W_mEC345SHJ80JuIWCMWJxqXdJkHLy8sgZjXQGR5hV5WQP7ORRQdWx1K9eUiBIBsaUFp3GXVVTVVYwbZh_4I9SBmaSzWvYwuy6ikY0giH721yMaGJU4f1X_RhHPbGZFPWiW2bsmBbQ/s200/1.jpg)
• Infeksi bakteri ini biasanya berkaitan dengan kondisi stress akibat: kepadatan tinggi, malnutrisi, penanganan yang kurang baik. infeksi parasit, bahan organik tinggi, oksigen rendah. kualitas air yang buruk. fluktuasi suhu air yang ekstrim. dll.
• Serangan bersifat akut, dan apabila kondisi lingkungan terus merosot, kematian yang ditimbulkannya bisa mencapai 100%. terutama pada stadia post larva atau juvenil.
Gejala klinis :
• Tubuh udang nampak kusam dan kotor.
• Nafsu makan menurun, kerusakan pada kaki dan insang, atau insang berwarna kecoklatan.
• Jenis bakteri Vibrio spp. yang berpendar umumnya menyerang larva udang dan penyakitnya disebut penyak
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXOTjAF2n2doUEfxm2M1vecgT_29AtHQF540IN-M0jxquVapC0jRegrFOnsgeAjWrrbBHCq3dwZEhyphenhyphen22p9Ifug0tg3p12vouNLEh17_94zzuFzmAnCDNoXqq1gFG7eC0l-NUxO_fG3RrA7/s200/2.jpg)
• Udang yang terserang menunjukkan gejala nekrosis, kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang, bercak merah (red discoloration) pada pleopod dan abdominal serta pada malam hari terlihat menyala
• Udang yang terkena vibriosis akan menunjukkan bagian kaki renang (pleopoda) dan kaki jalan (pereiopoda) menunjukkan melanisasi.
• Udang yang sekarat sering berenang ke permukaan atau pinggir pematang tambak.
Diagnosa :
• Isolasi dan identifikasi bakteri melalui uji bio-kimia.
Pengendalian :
• Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan udang
• Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan
vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan
• Menghindari terjadinya stress (fisik, kimia, biologi)
• Pengelolaan kesehatan udang secara terpadu
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Direktorat Kesehatan ikan dan Lingkungan, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar