Ice-ice Pada Rumput Laut
Penyebab : Faktor Lingkungan dan beberapa jenis bakteri: Pseudoalteromonas gracilis, Pseudomonas spp.. dan Vibrio spp.
Bio – Ekologi Patogen :
• Kasus ice-ice pada budidaya rumput laut dipicu oleh fluktuasi parameter kualitas air yang ekstrim (kadar garam, suhu air, bahan organik terlarut dan intensitas cahaya matahari).
• Pemicu lain adalah serangan hama seperti ikan baronang, penyu hijau, bulu babi dan bintang laut menyebabkan luka pada thallus, sehingga mudah terinfeksi oleh mikroorganisme.
• Pada keadaan stress, rumput laut akan membebaskan substansi organik yang menyebabkan thallus berlendir dan merangsang bakteri tumbuh melimpah di sekitarnya.
• Pertumbuhan bakteri pada thallus akan menyebabkan bagian thallus menjadi putih dan rapuh. Selanjutnya, mudah patah, dan jaringan menjadi lunak yang menjadi ciri penyakit ice-ice.
• Penyebaran penyakit ini dapat terjadi secara vertikal (dari bibit) atau horizontal melalui perantaraan air.
Gejala klinis :
• Penyakit ini ditandai dengan timbulnya bintik / bercak-bercak merah pada sebagian thallus yang lama kelamaan menjadi kuning pucat dan akhirnya berangsur-angsur menjadi putih. Thallus menjadi rapuh dan mudah putus.
• Gejala yang diperlihatkan adalah pertumbuhan yang lambat. terjadinya perubahan warna menjadi pucat dan pada beberapa cabang thallus menjadi putih dan membusuk.
Diagnosa :
• Pengamatan secara visual dan mikrobiologis.
• Pengamatan secara visual dan mikrobiologis.
Pengendalian :
• Penggunaan bibit unggul merupakan cara yang sangat penting untuk pengendalian penyakit ice-ice.
• Desinfeksi bibit dapat dilakukan dengan cara dicelupkan pada larutan PK (potasium permanganat) dengan dosis 20 PPM
• Pemilihan lokasi budidaya yang memenuhi persyaratan optimum bagi pertumbuhan rumput laut.
• Penerapan teknik budidaya yang disesuaikan dengan lingkungan perairan
• Memperhatikan musim dalam kaitannya dengan teknik budidaya yang hendak diterapkan.
• Penggunaan bibit unggul merupakan cara yang sangat penting untuk pengendalian penyakit ice-ice.
• Desinfeksi bibit dapat dilakukan dengan cara dicelupkan pada larutan PK (potasium permanganat) dengan dosis 20 PPM
• Pemilihan lokasi budidaya yang memenuhi persyaratan optimum bagi pertumbuhan rumput laut.
• Penerapan teknik budidaya yang disesuaikan dengan lingkungan perairan
• Memperhatikan musim dalam kaitannya dengan teknik budidaya yang hendak diterapkan.
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Direktorat Kesehatan ikan dan Lingkungan, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar