Sabtu, 04 Februari 2012

SI BONGKOK YANG JADI TULANG PUNGGUNG

SI BONGKOK YANG JADI TULANG


PUNGGUNG

Rasanya yang lezat dan cara makannya yang mudah menjadikan

udang sebagai jenis ikan yang paling populer di dunia. Udang dikonsumsi

mulai dari balita hingga manula di hampir semua negara dalam

berbagai bentuk produk, mulai dari masakan langsung dari udang

utuh, udang kering, udang olahan modern seperti tempura, nugget,

dimsum, hingga ekstraknya berupa terasi/belacan atau kerupuk

udang.

Hingga saat ini, udang masih mendominasi perdagangan dunia

hasil perikanan. Data FAO menunjukkan bahwa dari segi nilai, udang

menyumbang sekitar 17 % dari total perdagangan dunia di tahun

2007, dan tahun berikutnya pangsanya turun menjadi 15 % akibat

harga internasional yang turun meskipun penguasaan pangsa dari segi

volume terjadi kenaikan. Dalam angka, nilainya juga naik karena total

nilai perdagangan internasional telah lama bertengger diatas US$ 100

milyar pada tahun sejak tahun 2008.

Udang yang diperdagangkan di dunia terdiri dari beragam species

dan merupakan hasil tangkapan serta budidaya. Kini dari segi volume,

udang hasil budidaya di daerah tropis telah menguasai pasokan

yang ada.

Produksi udang dunia umumnya berasal dari negara berkembang

dan lebih dari 57 % diantaranya diperdagangkan secara internasional.

Udang termasuk komoditas yang production driven, karena hingga

saat ini berapapun produksinya selalu terserap pasar sehingga udang

menjadi komoditas perikanan utama di sejumlah negara. Artinya,

udang sebagai sumber utama perolehan devisa.

Masih dari kelompok krustasea, lobster juga mempunyai peluang

pasar yang baik. Rasanya mirip udang dengan jumlah daging yang

lebih tebal sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner

seafood. Lobster seringkali disebut sebagai “kakak” dari udang karena

dari segi morfologi terlihat mirip namun dengan ukuran yang lebih

besar, meskipun untuk jenis tertentu seperti Homarus spp dipandang

sebagai antara udang dan kepiting. Lobster mempunyai harga yang

mahal karena pasokan umumnya masih terbatas, sehingga masuk kategori

sebagai makanan mewah. Lobster air tawar (crayfish) harganya

juga di atas harga udang meskipun umumnya masih di bawah harga

lobster, dan mempunyai segmen pasar tersendiri pula. Outlet pemasaran

lobster umumnya adalah restoran atau perusahaan jasaboga

yang melayani pesta kelas atas.

Berbeda dengan lobster, pembeli udang tak terbatas hanya

restoran atau perusahaan jasaboga namun juga konsumen rumah

tangga, sehingga dari segi kuantitas penjualan, udang jauh mengungguli

“kakak”nya. Udang yang tak bertulang telah menjadi tulang

punggung bagi sektor perikanan di banyak negara.
sumber : Warta Pasar ikan, November 2010, direktorat pemasaran dalam negeri, Dirjen P2HP, KKP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar