Ikan cupang termasuk komoditas ikan hias yang sudah berkembang sejak lama. Potensi pengembangan budidaya ikan cupang cukup terbuka. Sentra-sentra budidaya ikan cupang baik sebagai ikan hias ataupun ikan aduan bermunculan. Salah satu sentra budidaya ikan cupang yang telah dikenal adalah Kota Kediri.
Sebagai wilayah kota yang merupakan salah satu Pemerintah Kota yang ada di wilayah propinsi Jawa Timur, Kota Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur. Kota Kediri dijadikan wilayah pengembangan kawasan lereng Wilis, dan sekaligus sebagai pusat pengembangan regional eks Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya.
Secara geografis , Kota Kediri terletak di antara 111,05 derajat-112,03 derajat Bujur Timur dan 7,45 derajat-7,55 derajat Lintang Selatan dengan luas 63,404 Km2. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%
Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m) sedang dibagian timur sungai merupakan lahan yang relatif subur dengan relief tanah yang datar. Dikaki Gunung Klotok terdapat situs sejarah berupa Goa Selomangleng, goa ini merupakan pesanggrahan Dewi Kilisuci putri Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan. selain itu terdapat relief kisah Patih Butho Locoyo, yang setia mendampingi Dewi Kilisuci dan simbol Butho Locoyo ini menjadi Lambang Kota kediri.
Wilayah Kota Kediri, secara administratif terbagi menjadi 3 wilayah kecamatan, yaitu :
- Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 Km2 terdiri dari 17 Kelurahan
- Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah 23,903 Km2 tediri dari 15 Kelurahan
- Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 Km2 tediri dari 14 Kelurahan
Sentra budidaya ikan cupang di Kota kediri terletak Kecamatan Pesantren tepatnya di empat kelurahan yaitu Kelurahan Ketami, Kelurahan Jamsaren, Kelurahan Pesantren dan Kelurahan Tempurejo. Total pembudidaya yang melakukan kegiatan budidaya ikan cupang sebanyak 145 orang dengan luasan lahan yang diusahan sebesar 34,8 ha.
Produksi ikan cupang dari Kota Kediri setiap tahunnya setidaknya ada sebanyak 43 juta ekor dengan wilayah pendistribusian yakni Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Blitar, Surabaya, dan Jakarta.
Kota Kediri walaupun daerahnya perkotaan, namun potensi budidaya ikanterdiri dari ikan hias dan ikan konsumsi. Kedua kegiatan budidaya sangat berkembang di sini. Selain itu, usaha perikanan lainnya juga cukup berkembang di Koata Kediri. Banyak kolam-kolam ikan maupun pengolah hasil perikanan utamanya pengolahan bekicot terdapat di Kota Kediri. Untuk usaha budidaya ikan, intensifikasi pemanfaatan lahan dan pemilihan komoditas perikanan yang dikembangkan serta konsistensi dan kesinambungan program menjadi rencana dan merupakan strategi dalam usaha mengembangkan sector perikanan budidaya di Kota Kediri.
Ikan cupang sendiri telah menjadi penopang kehidupan bagi warga Kediri. Bagi warga Kediri, ikan cupang bukan sekadar hobi atau bisnis sampingan. Budidaya ikan cupang ini telah menjadi bisnis inti keluarga, tempat mereka mencari nafkah. Rata-rata setiap rumah memiliki lebih dari dua kolam ikan, bahkan sampai 10 kolam. Kegiatan usaha dibagi dua, yakni pembenihan dan pembesaran.
Rata-rata perputaran uang dari bisnis ikan cupang mencapai Rp 20 juta per hari di kota ini. Uang itu berasal dari bisnis benih ikan, pembesaran ikan, pakan ikan, dan pengepakan. Pembudidaya ikan cupang di Kediri tidak pernah kesulitan memasarkan ikan cupang. Pesanan selalu datang dari berbagai kota, seperto Solo dan Semarang, Surabaya, Malang, serta Jakarta.
Ada empat jenis ikan cupang yang dibudidayakan di Kediri, yakni cupang plakat, cupang serit, cupang cagak atau double tile, dan cupang halfmoon. Ikan cupang yang paling banyak diminati adalah cupang halfmoon karena cantik dan jago berkelahi.
Ikan cupang laku dijual jika sudah berusia enam pekan. Saat penjualan, harga ikan menjadi Rp 800 sampai Rp 10.000 per ekor, tergantung pada jenis dan kualitasnya. Bahkan bila kualitasnya bagus harga dapat mencapai Rp 500.000 per ekor. Seorang petani pemula di kota ini, yang hanya memiliki satu kolam, bisa meraup untung bersih Rp 1 juta per minggu. Dalam sebulan, pendapatannya bisa mencapai Rp 4 juta.
Cupang yang memiliki nama ilmiah Betta sp. adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar.
Cara pemeliharaan ikan cupang tidaklah rumit. Tidak perlu menggunakan filter air, cukup wadah dan pemberian pakan yang teratur. Yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ikan cupang adalah kebersihan air dan pemberian pakan yang teratur.
Pembudidaya kota Kediri telah membuktikan bahwa budidaya ikan cupang tidak rumit dan mampu menjadi salah satu penghasilan yang menopang perekonomian.
Berikut ini secara singkat cara membudidaya/memelihara ikan cupang, yaitu :
Ikan cupang sebetulnya bisa dipelihara di manapun, namun sebaiknya untuk budidaya, menggunakan bak semen minimal 1 x 2 meter atau akuarium ukuran 100 x 40 x 50 cm. Sebagai wadah perkawinan ikan cupang, kita bisa menggunakan media yang lebih kecil seperti baskom, akuarium kecil dan ember.
Pemijahan
- Bak pemijahan atau akuarium dibersihkan dulu untuk menghindari jamur
- Masukkan air setinggi 15 – 18 cm pada akuarium dan 25 cm apabila menggunakan bak semen
- Masukkan tanaman air (enceng gondok)
- Induk yang telah dipilih dimasukkan ke dalam tempat pemijahan tersebut dengan perbandingan 1 : 1
- Induk jantan akan membuat sarang busa diantara daun-daun enceng gondok
- Induk betina akan mengeluarkan telurnya setelah induk jantan membuat sarang dan diikuti induk jantan mengeluarkan sperma
- Telur-telur akan menempel dan melekat pada busa yang berwarna putih
- Telur yang dibuahi oleh sperma jantan akan menetas dalam waktu kurang dari 24 jam, pada suhu 240C
- Benih yang telah menetas akan berdiam diri di tempat semula dan setelah 3 hari benih tersebut akan bergerak mencari makan
- Pindahkan induk jantan dan betina pada saat telur menetas
Pembesaran Anak
- Siapkan akuarium atau bak semen yang terlebih dahulu telah dibersihkan, isi air dan endapkan selama sehari semalam
- Masukkan tanaman eceng gondok yang agak rimbun sebagai peneduh dan tempat berlindungnya ikan
- Pindahkan benih yang telah berumur 1 minggu ke dalam akuarium atau bak semen yang lebih besar
- Pemindahan dilakukan pada pagi hari di saat suhu masih rendah, dengan cara mengikutsertakan sebagian air dari wadah sebelumnya
- Berikan makanan berupa infusoria atau air hijau yang dapat diperoleh dari air permukaan kolam
- Makanan lanjutan berupa rotifera dan disusul dengan kutu air dan cacing sutera
- Penggantian air dilakukan seminggu sekali dengan membuang 1/3 bagian air lama. Penggantian air dilakukan dengan menyiphon air lama memakai selang air dan menggantinya dengan air yang telah diendapkan sehari semalam
- Pemindahan kedua dilakukan setelah benih berumur sebulan.
- sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar