SI BONGKOK YANG JADI TULANG
PUNGGUNG
Rasanya yang lezat dan cara makannya yang mudah menjadikan
udang sebagai jenis ikan yang paling populer di dunia. Udang dikonsumsi
mulai dari balita hingga manula di hampir semua negara dalam
berbagai bentuk produk, mulai dari masakan langsung dari udang
utuh, udang kering, udang olahan modern seperti tempura, nugget,
dimsum, hingga ekstraknya berupa terasi/belacan atau kerupuk
udang.
Hingga saat ini, udang masih mendominasi perdagangan dunia
hasil perikanan. Data FAO menunjukkan bahwa dari segi nilai, udang
menyumbang sekitar 17 % dari total perdagangan dunia di tahun
2007, dan tahun berikutnya pangsanya turun menjadi 15 % akibat
harga internasional yang turun meskipun penguasaan pangsa dari segi
volume terjadi kenaikan. Dalam angka, nilainya juga naik karena total
nilai perdagangan internasional telah lama bertengger diatas US$ 100
milyar pada tahun sejak tahun 2008.
Udang yang diperdagangkan di dunia terdiri dari beragam species
dan merupakan hasil tangkapan serta budidaya. Kini dari segi volume,
udang hasil budidaya di daerah tropis telah menguasai pasokan
yang ada.
Produksi udang dunia umumnya berasal dari negara berkembang
dan lebih dari 57 % diantaranya diperdagangkan secara internasional.
Udang termasuk komoditas yang production driven, karena hingga
saat ini berapapun produksinya selalu terserap pasar sehingga udang
menjadi komoditas perikanan utama di sejumlah negara. Artinya,
udang sebagai sumber utama perolehan devisa.
Masih dari kelompok krustasea, lobster juga mempunyai peluang
pasar yang baik. Rasanya mirip udang dengan jumlah daging yang
lebih tebal sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner
seafood. Lobster seringkali disebut sebagai “kakak” dari udang karena
dari segi morfologi terlihat mirip namun dengan ukuran yang lebih
besar, meskipun untuk jenis tertentu seperti Homarus spp dipandang
sebagai antara udang dan kepiting. Lobster mempunyai harga yang
mahal karena pasokan umumnya masih terbatas, sehingga masuk kategori
sebagai makanan mewah. Lobster air tawar (crayfish) harganya
juga di atas harga udang meskipun umumnya masih di bawah harga
lobster, dan mempunyai segmen pasar tersendiri pula. Outlet pemasaran
lobster umumnya adalah restoran atau perusahaan jasaboga
yang melayani pesta kelas atas.
Berbeda dengan lobster, pembeli udang tak terbatas hanya
restoran atau perusahaan jasaboga namun juga konsumen rumah
tangga, sehingga dari segi kuantitas penjualan, udang jauh mengungguli
“kakak”nya. Udang yang tak bertulang telah menjadi tulang
punggung bagi sektor perikanan di banyak negara.
sumber : Warta Pasar ikan, November 2010, direktorat pemasaran dalam negeri, Dirjen P2HP, KKP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar